JaJan

Siapa tak kenal kosa kata ini ? Bahkan anak umur 4 tahun sudah mengenal kata ini, jajan. Aktifitas jual beli yang dilakukan untuk konsumsi pribadi dalam jumlah sedikit. Sedangkan dalam jumlah besar biasa disebut belanja.

Menurut saya, jajan adalah salah satu pembelajaran ekonomi buat seorang anak. Bagaimana seorang anak belajar mengatur keuangannya. Dengan uang yang ada seorang anak bisa memenuhi kebutuhannya. Mereka belajar berhitung. Jika mempunyai uang saku sebesar Rp. 1000, 00, berapa permen-kah yang bisa mereka beli ? Ato berapa pensill dan penghapus yang bisa dibeli (sayang…zaman sekarang apa-apa serba mahal..bahkan pensil pun gak cukup seribu ๐Ÿ˜ฆ )

Sisi lainnya adalah bahwa jajan mengajarkan seorang anak mengambil keputusan. Hak preogratif ada di tangan mereka…dan keputusan itu mutlak. Mereka dengan mudahnya menunjuk dan membeli sesuatu yang mereka suka bukan yang orang tua mereka suka. Saya belum pernah melihat seorang anak membeli barang jajanan (dengan uang saku mereka tentunya) yang tidak mereka sukai. Meski rata-rata yang mereka beli adalah makanan.

The opposite dari jajan adalah orang tua tidak bisa mengontrol apa yang dibeli anaknya….(berkebalikan dengan hak preogratif si anak ). Ada kecenderungan bahwa orang tua khawatir terhadap kualitas jajanan yang dibeli seorang anak. Meski kelihatan si anak sangat bahagia dengan jajanan yang mereka beli. Sehingga biasanya, orang tua lebih senang memberi bekal pada si anak…

Bekal memberi ketenangan dan kepuasan bagi si orang tua. Lalu bagaimana dengan si anak ? Beberapa diantara anak-anak tidak mempunyai masalah berarti dengan bekal ini (termasuk saya…soalnya sampai umur segini saya lebih senang bawa bekal…lebih hemat soalnya..he…he..), beberapa lainnya tidak. Mereka membawa bekal utuh dari rumah dan pulang dengan bekal yang utuh juga. Mereka lebih senang dengan hak preogratif yang mereka punya, yakni jajan.

Tapi ada juga yang memanfaatkan keduanya…bekal ditandaskan...uang saku pun ikut ludes… ๐Ÿ˜†

Lalu sebenarnya konsep yang mana yang lebih baik ? Saya pribadi lebih senang menyerahkan urusan pilihan ke masing-masing ibu dan karakter anak. Setiap ibu tahu dengan baik karakter anaknya (semoga…). Namun, terus terang jajan sendiri tidak punya asosiasi negatif buat seorang anak yang ingin mengembangkan bakat finansial mereka … ๐Ÿ˜€

Gambar diperoleh dari sini dan sini