Euforia Kebangsaan

Bulan ini, tepat 63 tahun yang lalu, dunia sedang bergejolak. Negara-negara belahan timur dan barat saling memperebutkan posisi sebagai negara paling hebuat sedunia. Masing-masing memancangkan tiang bendara mereka di negara lain. Bahkan tahun-tahun sebelumnya negara-negara itu saling bertepuk dada dengan berpacu pada derasnya bom dan roket-roket mereka menghujam bumi negara lain. Sama seperti peristiwa Pearl Harbour, yang kemudian memaksa Amerika Serikat ikut menunjukkan kukunya pada PD II.

Tak heran, saat peristiwa Hiroshima dan Nagasaki terjadi, Amerika Serikat langsung angkat tangan menjadi Penguasa Dunia. Lalu apa yang terjadi dengan negara kecil yang wilayahnya luas ini, Indonesia-ku tercinta. Indonesia yang sejak dahulunya adalah bagian dari negara kolonial Belanda lalu Inggris kemudian Belanda lagi dan pada akhirnya jatuh ke tangan negeri tetangga bermata sipit alias Jepang, kini (63 tahun yang lalu, maksudnya) mulai bergerak. Pemuda-pemuda, generasi harapan mulai bergegas. Setiap detik terasa sangat berharga. Momen kekalahan Jepang ini dianggap sebagai salah satu momentum yang harus dimanfaatkan. Rengasdengklok menjadi saksinya. Soekarno-Hatta ‘diculik’ dan dipaksa untuk segera memproklamirkan kemerdekaan saat itu juga di Rengasdengklok. Namun, Soekarno-Hatta menolak. Barulah kemudian, tanggal 16 Agustus mereka dibawa kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan naskah kemerdekaan. Rumah yang dipergunakan untuk agenda ini adalah salah seorang perwira Jepang yang bernama Laksamana Maeda. Naskah diketik oleh Sayuti Malik. Tanggal 17 agustus kemudian menjadi gold momentum bagi negeri ini. Pegangsaan Timur adalah gold place-nya :), merah putih berkibar dengan anggunnya. Tak heran, jika semua penduduk bahagia luar biasa…Luuuuuuuaaaaaaaaarrrrrrrrr Biiiiaaaaaaaasssssaaaaaaaaaa!!

Maka lihatlah negeri tercinta ini sekarang…..

Gedung-gedung pencakar langit berhampuran. Seolah hendak mengoyak langit putih. Teknologi pesawat terbang yang semakin canggih..berseliweran bagai lalat di sekeliling gedung (ini perumpamaan saja, lho. Soalnya khan daerah pemukiman dan perkantoran bukan area bebas untuk pesawat terbang). Namun, lihatlah ke bawah…perumahan kumuh, fakir miskin, gelandangan, pengemis bertaburan bagai kismis. Entah sudah pelita ke berapa, tapi pengentasan kemiskinan belum tuntas juga. Ini bukan hanya tugas pemerintah saja tapi juga kita sebagai rakyat Indonesia. Tidakkah kita mencintai republik ini ? Do something not only talking.

Bendera merah putih berkibar di depan setiap rumah. Umbul-umbul pun terpasang, gapura meriah dengan seronok warna merah yang mencolok. Kita merayakan Hari Kemerdekaan ini dengan gegap gempita. Berbahagia tatkala berhasil meraih kemenangan saat lomba panjat pinang atau lomba makan kerupuk atau lomba pacu goni ato lomba masukin pensil ke botol…argh…banyak sekali perlombaan agustusan.

Lalu sebandingkah kebahagiaan kita kini dengan kebahagiaan rakyat Indonesia 63 tahun yang lalu ? Entahlah…

23 pemikiran pada “Euforia Kebangsaan

  1. kenapa ulang tahun kemerdekaan jadi identik dengan panjat pinang dan makan kerupuk ya? makna kita sudah bebas dari penjajahan kurang di tekankan.
    kayanya kok kita semakin di jajah.. pembodohan, pembajakan, pembunuhan kreativitas 😦

    hem..mudah-mudahan saja bukan ini yang sebenarnya terjadi di masyarakat kita. Meski sebenarnya saya yakin masih banyak generasi sekarang (mudah2an termasuk juga saya :D) terpacu untuk menjadikan negeri ini jauh lebih baik…

  2. setelah membaca cerita diatas,… koq saya jd bingung yah??

    Sebenarnya pengertian MERDEKA itu apa seh? 😉

    Merdeka Hati…Merdeka Jiwa….Merdeka Lahir dan Batin…Kita sudah merdeka secara fisik sejak 63 tahun yang lalu..sekarang giliran kita untuk bangkit….Ayo..Bangkit..jangan duduk mulu..he..he……

  3. Ada baiknya jika kita menengok sejarah sebagai refleksi kemerdekaan kita klo perlu cari dokumen-dokumen tentang gimana sih kehidupan bangsa ini tahun empat puluhan atau sebelumnya. Niscaya banyak hal yang kita dapatkan.
    TAnya dari mana dapetnya? museum, atau pusat arsip nasional kayaknya bisa jadi pilihan jalan-jalan yang unik hehehe

    Sepakat…!
    Ternyata penggemar museum, ya…he..he..
    Seandainya museum di kota-ku diberdayakan dengan efektif…hik..hik..Aku mungkin sudah jadi penghuni museum..

  4. Mari isi kemerdekaan dengan “pembangunan” ! Pembangunan mental semangat juang, persis seperti 63 tahun yang lalu betapa dahsyatnya tangan-tangan mereka tuk meraih cita cita seperti apa yang bisa kita rasakan sekarang. Bersyukur, hal pertama yang kita ucapkan. Bayangkan kalau kita sampai sekarang belum merdeka. Jadi apa kita? Menghargai jasa pahlawan dengan berbuat perubahan dari langkah kecil salah satu kebesaran jiwa anak anak muda seperti kita. Lantas bagaimana jika tidak bisa ? Gampang..jangan buat masalah lagi buat negeri ini. !!!.
    Salam SEMANGAT..

    Yah…Jadilah Solver bukannya Troublemaker…:D
    Salam Semangat!!

  5. Aku Cinta Indonesia….. karena disinilah tempat tinggal orang-orang yang saya kasihi. Dan saya juga harus terima apa adanya. Aku masih bangga menjadi orang Indonesia, dan tidak mau mengubah pasporku menjadi paspor Jepang.
    Yang kita mau berusaha dan ikut serta dalam kegiatan memajukan Indonesia, sekecil apapun itu. Jangan hanya jadi slogan saja, karena biasanya proyek besar slogannya besar.

    Aku juga CInta Indonesia….
    Janji, ya, mbak…Jangan jadi orang Jepang 😉

  6. dulu suka kepikiran kenapa kita gak tetap jadi negara kolonial belanda sih… ngeliat negara2 tetangga yg termasuk kolonial kok lebih maju dan diliat2 juga gak terjajah banget kok meskipun ada sedikit2…

    alah… ini cuma andai2 aja… yang penting kita dah merdeka!! meskipun kadang blom merasa merdeka… ha..ha..

    Yang Penting Merdeka!!!

  7. semo9a merdeka ini benar benar merdeka yg sejatinya..

    aakh..tapi kapan,kepincangan ituh tampak jelas..entahlah juga..
    *ikutan bingung*


    Amiin..
    Hayo…gak usah bingung, mbak..Ntar kebingungannya malah nular lagi..he…he..

  8. ehem, meskipun penyerahan kedaulatan oleh Belanda itu tahun 1949
    apapun itu, saya cinta Indonesia, yg bagus2 dibanggakan, yg jelek2 ya dibenerin

    all hail britania (lho…?!)

    Indonesia itu merdeka tahun 1945…Apapun lah kata Belanda itu…Gerrr

  9. wah baca posting ini jadi inget pelajaran PSPB Put. Gue paling terkesan ama prajurit2x PETA dan para heiho 🙂

    PSPB….dulu putri paling inget sama UNTUNG SENOPATI…he..he..
    Di mata Putri, semua pejuang adalah Pahlawan…Merdeka!!

  10. Dan sayangnya, masih banyak masyarakat kita yang belum merdeka seutuhnya. masih ada seganjal perut yang merintih kelaparan disaat di pihak lain para tikus berdasi tidur kekenyangan. Masih kah kita dikatakan merdeka? Mungkin ya,… mungkin juga tidak…

    Karena itulah…Saya..Mas Insan..dan semua masyarakat Indonesia harus berjuang dengan lebih keras..lebih…dan lebih…

  11. sepertinya terus berulang2 begitu saja ya..
    semoga ga bosan kita merayakan “kemerdekaan” negeri tercinta ini…

    Kita gak bakal bosan, mas shavaat….Tapi kita memang sudah harus bergegas..Kita sudah banyak ketinggalan.

Tinggalkan Balasan ke Ikkyu_san Batalkan balasan