Wet Cold Day

Sebuah kisah sehari yang sulit terlupakan….

Tak kuduga pukul lima pagi masih menyisakan bintang gemintang yang terang benderang. Kutatap langit gelap dengan taburan bintang di atas motor yang melaju. Perjalanan pertamaku dengan kapal, seorang diri. Rumah Om dan Tanteku setidaknya berjarak 11 km dari pelabuhan. Sementara kapalku akan berangkat pukul 6 pagi. Jadilah ini perjalanan paling pagi yang pernah ku jalani *entahlah pula jika kelak dikemudian hari akan ada perjalanan yang lebih pagi 🙂 *

Pukul 6 teng, speed boat itu melaju meninggalkan Tanjung Pinang menuju Tg. Balai Karimun. Setidaknya perjalanan memakan waktu 2,5 jam. Aku berpindah kapal. Celingak-celinguk mencari teman seperjalanan yang menuju kota yang sama. Syukurlah ada yang se-tujuan denganku. Obrol-obrol sebentar kemudian bersegera menaiki kapal yang sama.

Kutatap layar monitor yang berada beberapa meter di depanku. Film Bond ? Quantum of Solace ? Gak salah, nih ? *he..he…aneh bin ajaib, ya ? 😀 * Inilah yang membuatku mencintai perjalanan laut. Ada banyak film-film yang ditayangkan, mulai dari yang bermutu, bermakna ato yang ecek-ecek…Film berikutnya Kiamat Sudah Dekat, kemudian Naga Bonar. Film-film yang menarik, menurutku..Berbeda sekali dengan film-film yang ditayangkan di kapal sebelumnya. Aku sampai malu menontonnya..amat malu…Untunglah di detik terakhir perjalanan ke Tg.Balai, kami disuguhkan film P.Ramlee yang judulnya Bujang Lapuk. Tg. Balai Karimun ke Buton, Siak menyerap 3,5 jam waktuku.

Aih..lelah…tapi bayangan akan segera sampai ke rumah membuatku bersemangat. Mengangkat dua buah tas dan memunggungi ransel, diriku berjalan menuju bus. Aku membeli tiket yang memang langsung satu paket antara kapal dan bus agar aku tidak kebingungan mencari travel *maklum..perjalanan pertama Tg. Pinang – Pekanbaru via Buton (sendirian 😀 )*. Para supir travel berteriak-teriak mengajak penumpang kapal yang akan melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru atopun Pangkalan Kerinci. Sebagian penumpang memilih travel sebagian lainnya naik bus yang sudah disediakan oleh agen kapal.

Jalanan pertama yang kami jumpai adalah bertumplek-tumplek jalan bolong yang lebar-lebar. Untunglah satu setengah jam pertama jalan yang kami lalui adalah jalan lurus *aku paling suka jalan lurus*. Kami melewati daerah Lubuk Dalam, kawasan perkebunan kelapa sawit. Kiri kanan jalan menyajikan ’taman’ sawit. Setelah beberapa kilo perjalanan kita akan menemukan PTPN V.

Pukul 2.30 kami berhenti untuk istirahat di sebuah rumah makan. Kurang dari satu jam kemudian, para penumpang bus kami sudah berkumpul. Tak banyak, ato bahkan tak ada yang makan di rumah makan itu. Waktu istirahat hanya dimanfaatkan untuk menyalurkan hasrat ke Wisma Cantik. Kami menunggu pak sopir yang dengan santainya membiarkan kami, para penumpang setianya, menunggu dalam keadaan lepek, panas.

Setidaknya aku melihat sebuah pemandangan seru saat menunggu pak sopir. Seorang bocah perempuan yang duduk di kursi paling depan di bus tetangga, yang juga parkir di sebelah bus ku, sibuk menunjuk-nunjuk tanah. Seorang bocah lainnya, barangkali abang si bocah perempuan, melirik ke tanah. Aku tak begitu mendengar ucapannya karena aku hanya melihat mereka dari jendela busku. Aku pun ikut memperhatikan tanah yang ditunjuk si bocah perempuan. Oh..rupanya, tutup botol air mineral mereka jatuh ke tanah. Sementara si ibu menyuruh si bocah perempuan mengambilnya. Bocah perempuan itu mengeluhkan tingginya jarak antara pintu bus dengan tanah. Lalu, tanpa banyak bicara, si bocah laki-laki melompat dan dengan gagahnya menyerahkan tutup botolnya kepada si adik. Aku tersenyum…rasanya sangat heroik :). Ketika ia mendongak ke atas, berusaha untuk naik, ia memanggil ibunya. Aih…rupanya ia tidak bisa naik karena pijakan itu terlalu tinggi untuk anak seusianya, jika kutebak mungkin usianya baru 3 ato 4 tahun.

’Tuh, khan, terlalu tinggi… ’komentar si adik.

Jadilah pemandangan sederhana itu menjadi tontonan yang menarik buatku 🙂 . Berikutnya, perjalanan bagaikan naik turun gunung. Perutku seolah ikut naik ketika bus sedang menanjak dan ikut turun ketika bus menuruni lembah. Untunglah, aku sudah makan nasi berjam-jam sebelumnya..kalo aku baru makan nasi sejam yang lalu, erghh..aku sangat takut memikirnya *dari dulu aku paling maleeess perjalanan naik-turun bukit*.

Perjalanan terasa sangat lamban…lambat…lelah dan capek. Punggungku serasa mengkerut. Perutpun rasanya aneh…mungkin mual. Tapi, kukuat-kuatkan diri..bentar lagi nyampe…bentar lagi nyampe…Sementara kakiku sudah pegal menahan beban ranselku yang lumayan berat. Tepat pukul 4.50 sore, supir bus meminggirkan busnya di sebuah tempat ’tubeless’. Setelah di cek, ternyata bannya bocor…Beberapa penumpang langsung mengeluh..sebagian kemudian turun, meluruskan kaki dan menghirup udara bebas. Aku pun ikut turun, menggerak-gerakkan kakiku yang pegal, memutar sendi tanganku dan saat menghirup udara bebas, nafasku tertahan. Errr..aroma apa ini ? Udaranya sama sekali tidak segar..seperti aroma badan kerbau..ato bau sawit yang aneh…

Lima belas menit kemudian barulah bus kembali berjalan. Tapi, bus jalannya lambreta, ibu-ibu di sebelahku pun mengeluhkan betapa nyantainya si pak sopir. Argh,….lambat sekali.. Hanya satu kalimat yang membuatku tabah…”Sebentar lagi sampai, Put…Sabar…!” Dan aku menguatkan diri…Memasuki Harapan Raya, aku mulai bernafas lega..sebentar lagi sampai.Si kenek memberitahuku bahwa sebentar lagi Metro Plaza, tempat aku akan turun, akan mendekat. Aku diminta bersiap-siap.Aku deg-degkan..Aih..sampai…akhirnya, perjalanan ini serasa berlangsung selama berabad-abad, lebih lama daripada berada di dalam kapal.

Ketika turun dari bus, kulihat dari kejauhan adikku berlari menghampiriku…ahhhhhhhh..semua rasa lelah, capekku tiba-tiba menguap, pergi entah kemana…Aku merasa segar ….

Rindu itu memang mengeZZZutkan 🙂


Gambar dicomot via google..

27 pemikiran pada “Wet Cold Day

  1. lho quantum of solace diputer di kapal? hehehe enak donk ga usah nongton di bingoskop. Tp pasti itu bajakan yah :mrgreen:

    sama Put, gue punya track record yg jelek kalo naek bus jarak jauh apalagi antar propinsi. Dulu terakhir naek bus tanpa antimo pas jaman SMP muntah2x di dlm bus. Malu :mrgreen:

    Sepertinya demikian, mas 😀 he..he…
    Tapi kualitas gambarnya lumayan bagus-lah..

    Begitulah…nasib anak laut..kalo melalui perjalanan darat kadang suka gak kuat he…he…

  2. aaah put
    aku sennag bisa menemukan satu kata cantik
    Wisma Cantik …boleh dipinjam ya kapan-kapan
    dan put…semua yang sederhana yang kamu lihat benar-benar serasa ada di depan mataku.
    sebuah perjalanan yang memang mengejutkan ya?

    selamat berbagi rindu dengan yang tercinta
    salam saya
    EM

    Wisma Cantik…tentu saja, mbak 😀 Silahkan…silahkan
    Betul, mbak..Sangat berbeda rasanya jika perjalanan itu dilakukan bersama keluarga ato teman…

    Terima kasih, mbak imelda….
    Salam saya buat mbak dan keluarga…

  3. salam buat sang putri
    interesting travellogue
    feel like i’m in the journey too

    …and i find a few interesting words in it
    bintang gemintang
    celingak-celinguk
    obrol-obrol
    ecek-ecek
    tumplek-tumplek

    really interesting words…

    Oh, nice to hear it from, you, bro

    Feel the journey

    I think that’s word related for the meaning and the ambient
    Let me try to describe one by one

    bintang gemintang = stars
    celingak-celinguk = seing around
    obrol-obrol = talk to other person
    ecek-ecek = palsu, not original
    tumplek ….i still can’t figure it in english now 😀

  4. tp asik tuh mbak, jalan menyusuri sungai siak dan menyusuri selat……..ketika sy pernah ke bengkalis, udah duduk di puncak kapal ajah…asik angin sepoi2 menerpa…….

  5. Ampun, yg bujang lapuk bikin aku nyengir tuh

    sobat, aku kembali datang 🙂

    Kang achoey sudah pernah nonton film P. Ramlee itu ?
    Film hitam putih yang lucu…

    Kang..dari mana saja ? 😀

  6. Hey….
    Tak ngajak-ngajak nih plesir ke Tg.Pinang….
    Kali lain ajak-ajak dunks…
    He he..

    Dalam rangka apa ke sana..?

    Plesir ?
    Barangkali itu bukan kata yang tepat, ci…
    Daku sedang ‘mengejar impian’ ke sana…
    Meraih mimpi… 😀
    Mohon doanya…

  7. Ouw, dlm rangka mudik tho.

    Jd rindu dg suasana perjalanan dlm kapal. Dulu selama 3 hari 2 malam (Jkt-Mdn) terapung di laut lepas. Asyik jg. Sejauh mata memandang hanya air laut.

  8. wew…barusan dari tanjung pinang tokh rupanya kak putri..pantesan jarang liat online…
    huhuhu..jadi kangen pinang nih…gak ada foto2ny nih kak putri? 😉

    he-eh…
    Foto2..hm..ada sih, tapi foto2nya gak menonjolkan kota Tanjung Pinang, seutuhnya, sih…

  9. Hah ada film P.Ramle ? aduh aku suka fim jadul..
    dim medan disini susah nyarinya.. anyway kamu sudah dapat theme yang kamu suka put ?
    Hot Air Balloonku ..gimana menurutmu

    Lho, mas Efendi di Medan, tho ?
    Theme ? belum…hik..hik..

  10. Hahaha.. Film bujang lapok? Jadul banget tu put, dulu nonton waktu masih keciiil.. (Lho skrg khan upin jg masih kecil, 😀 )
    Wah, seru ya put perjalanannya, dan hebat kau perginya sendirian..

    He..he..mas nAs sepertinya mengalami sindrom kanak2, ya ? sampe mengalami ‘double’ masa kanak2 he..he..

    hebat ?
    semuanya akan menjadi hebat jika dibungkus rasa rindu …he..he..

  11. ceritanya mengingatkan daku pada kampung halaman,
    mengingatkan perjalanan pertama kali ke pekanbaru via buton untuk tes masuk smu plus,
    mengingatkan akan cerita lucu tan sri P. Ramlee dkk
    mengingatkan begitu segarnya bau laut dipagi hari, whehe
    mengingatkan bagaimana enaknya diatas kapal,
    mengingatkan segalanya… (jadi pengen pulang)

    *bintang yang terang itu palnet jupiter, karena waktu awal desember kemaren jupiter berada pada jarak terdekat dengan bumi.
    **btw, syelvi asli pekanbaru?

    Perjalanan yang indah memang…tapi kalah seru …Sendirian sama sekali tidak menyenangkan…

    Selain suka fotografi, senang dg perbintangan juga, ya ?
    Put sejak lahir di Pekanbaru…tapi ibu dari Kepulauan Riau…sekarang pun nenek dan sebagian pihak keluarga ibu tinggal di Riau Kepulauan…

  12. Assalamu’alaykum…
    Waaaahhh pertama buka langsung baca yang seru.. 🙂
    Serasa ikut dalam perjalanannya.
    Boleh tukar link?
    Salam kenal ya ^_^

    waalaikumsalam wr wb
    terima kasih, mbak maya… 😀

    Tukar link…tentu…silahkan…ntar saya update lagi link-an saya .. 🙂

  13. ahh senangnya…
    bisa berpetualang via laut dan darat…

    hmmm… [agak norak sih…]
    tapi saya belum pernah menginjak tanah sumatra…
    😦

    -gbaiq-
    [senyum] 🙂

    Kalo Putri…belum pernah menginjak tanah jawa 😀

    I love the sea…sea… 😆

  14. Ooooooo…. Yang “kemarin” itu ya…….
    Sayang, diriku belum bisa ikut berpartisipasi…
    Padahal kita dah kompakan ya Put…

    Moga2 kita berdua mendapat yang terbaik…
    Amin..

    Amin…ya Robbana…
    Please Pray for me too….

  15. ^_^ Seru membaca perjalanannya..

    Mungkin kalo saya ikut, kita bisa ngobrol sepanjang jalan… 🙂
    *kidding*

    Dan yang paling haru adalah membaca kalimat terakhirnya. Singkat. Benar-benar singkat, tapi sampe kerasa di badan saya. Bener-bener lega, luntur semua rasa capek.

    Ngobrol sepanjang perjalanan ? Put ini pemalu, lho, mas…Gak begitu yakin kalo bisa ngobrol terus… 😀

    Yah, begitulah rindu
    Rasanya bahagia tak terkira…tak terkira..

Tinggalkan komentar