Yay….
“Kenapa harus seperti ini ?”
“Lalu.. bagaimana bisa seperti itu? Kenapa alasannya?”
“Kenapa memilih pekerjaan ini ?” … “Kenapa pilih sekolah ini?
Ada banyak pertanyaan, meminta kejelasan yang terkadang menuntut alasan detail dan cenderung harus memuaskan penanya. Jika kita berhadapan dengan dunia akademis, tentunya berbagai alasan ilmiah selalu diminta sebagai latar belakang pendorong ataupun detail proses kenapa berbagai hal terjadi.
Tapi, terkadang kita juga dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan sepele yang sebenarnya menggugah ‘niat’ dan tujuan kita dalam melakukan sesuatu.
Ketika pertama kali masuk kampus, ditanya tentang kenapa memilih jurusan tersebut? Begitu juga ketika diinterview oleh employer. Alasan yang diberikan cenderung monoton dan klise meski beberapa diantaranya juga ada yang merupakan alasan yang keluar dari hasil perenungan mendalam. Sampai pada suatu titik, mencapai sebuah pemahaman bahwa tujuan dan alasan kita melakukan sesuatu akan menentukan ke arah mana final goal hidup kita.
Alasan yang dangkal di awal perjalanan hidup suatu saat bisa berubah seiring dengan meluasnya wawasan kita akan pekerjaan atau hidup yang kita alami. Ketika kita mempunyai sebuah tujuan akhir yang ‘meluarbiasakan’ hati (baca: ikhlas), memandang hidup dan pekerjaan (atau pekerjaan dalam hidup ?) sebagai sebuah tahapan panjang dari keseluruhan alasan hidup bukan tidak mungkin kita akan menjadi orang besar kelak.
Kekokohan alasan dan tujuan untuk tetap berada di pekerjaan yang dicintai, pada hidup yang dijalani akan menjadikan kita menjadi pribadi yang sabar dan berlegawa dalam bersikap. Kemenangan akan datang perlahan namun pasti. Barangkali tersendat di awal sehingga kita terasa mengendur dalam berusaha tetapi Allah SWT akan selalu mencatat setiap usaha keras kita dalam mengokohkan alasan dan tujuan hidup kita. Hingga kemenangan itu akan menghampiri dan rasa manis itu akan terkecap lama dalam diri kita.
Mari terus temukan alasan untuk menjadikan diri selalu lebih baik..